HAPPY ENDING


AKHIR YANG BAHAGIA
(Happy Ending)
(2 Tawarikh 20:1-36)
  


Happy Ending”, biasanya sebuah kisah berakhir dengan kebahagian bagi tokoh protagonisnya, penontonpun merasa puas. Namun seperti kebanyakan kisah, akhir yang bahagia itu meliputi berbagai tantangan yang tidak mudah, berbagai konflik naik turun dialami oleh tokoh utama, berbagai trik dan intrik terjadi untuk menjatuhkan tokoh utama, namun pada akhirnya bahagia dan semua puas.
Kisah Yosafat bukanlah sebuah cerita kosong, Kisah Yosafat adalah sejarah yang sungguh pernah terjadi, seperti kebanyakan kisah, banyak persoalan yang dialami Yosafat, masalah dimulai ketika bani Moab dan Bani Amon  dan orang Meunim datang menyerang Yosafat/bangsa Israel. Suatu pasukan yang besar yang mengancam keberadaan Yosafat dan bangsa Israel.
Tapi bagaimanakah akhirnya Yosafat dapat menghadapi persoalan yang demikian besar? Akhir yang bahagia itu tidak didapat begitu saja, ada hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu:
Pertama:
Mencari Tuhan. Keputusan yang tepat, Yosafat Takut dan ia mencari Tuhan, Yosafat memerintahkan seluruh Yehuda untuk berpuasa (ayat 3). Perintah berpuasa membuktikan bahwa Yosua tidak main-main mencari Tuhan, Yosafat serius dia sungguh-sungguh mencari Allah. Ada banyak orang yang ke rumah Tuhan sekedar rutinitas memenuhi kewajiban sebagai orang yang “beragama” Kristen, tetapi tidak sungguh-sungguh mencari Allah.
Kedua:
Sabar menunggu Pertolongan/jawaban Tuhan. “Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami”. Terkadang kita ingin Tuhan menjawab keinginan kita sesuai dengan waktu kita, kita bertindak mengatur Tuhan sesuai maunya kita, tetapi Yosafat tidak demikian, Yosafat tunduk mutlak pada kehendak Tuhan, Yosafat sabar menunggu waktu Tuhan. Yosafat tahu bahwa waktu Tuhan tak pernah terlambat buat menolongnya, sedikitpun waktu tersisa Tuhan sanggup.
Ketiga:
Percaya Janji Tuhan (ayat 20) Yosafat menyakinkan bangsa Yehuda akan janji Tuhan yang memberi kemenangan, percaya janji Tuhan berarti tidak meragukan Allah. Tetap percaya dalam situasi yang sulit, tetap percaya dalam situasi yang kritis harus kita miliki agar kita mengalami kuasa Allah.
Keempat:
Bersyukur (ayat 21). Kebanyakan orang bersyukur setelah perkaranya atau masalahnya selesai, tetapi Yosafat tidak demikian, dia bersyukur ketika masalahnya baru saja dimulai dan itulah salah satu kekuatan yang dia dapatkan.

Makna Rohani yang dapat kita pelajari adalah:
Carilah tuhan senantiasa, beribadahlah bukan sebagai rutinitas, tetapi dengan kerinduan yang dalam akan Tuhan.
Sabarlah menanti  jawaban dan pertolongan Allah, karena Allah tidak pernah terdesak oleh waktu, sekejap matapun cukup bagi Tuhan untuk menolong kita.
Percayalah janji Tuhan. Sebagai bukti iman, maka kita percaya akan janji-Nya, karena Tuhan Allah yang setia, yang tak pernah mengingkari janji-Nya.
Bersyukurlah ketika hadir masalah dalam hidupku, karena hati yang penuh dengan ucapan syukur akan membuat kita kuat menghadapi masalah, MENUNDA BERSYUKUR BERARTI MEMPERPANJANG MASALAH. MENUNDA BERSYUKUR BERATI MENUNDA BAHAGIA

Comments

Popular posts from this blog

LAGU-LAGU IBADAH JUMAT AGUNG

PANGERAN BURUK RUPA

PANDANGAN PENUH MAKNA