TRAGEDI CIUMAN DI GETSEMANI
TRAGEDI
CIUMAN DIGETSEMANI
Matius 26:47-56
“…..orang yang akan kucium, itulah Dia,
tangkaplah Dia”. Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “salam Rabi,”
lalu mencium Dia.”
Kisah Yudas mencium Yesus merupakan peristiwa yang terjadi
di taman Getsemani, peristiwa ini terjadi ketika Yesus selesai berdoa di taman
getsemani, mengapa Yudas mencium Yesus?
Ada beberapa alas an mengapa Yudas menggunakan ciuman
sebagai kode untuk memberitahu identitas Yesus kepada orang yang akan menangkap
Yesus. Yaitu:
1.
Yudas ingin menyamarkan pengkhianatannya:
Ciuman sesungguhnya digunakan untuk
menunjukkan rasa hormat dan sebagai sebuah salam ketika bertemu dengan orang
yang dihormati. Dengan menggunakan ciuman kepada Yesus, Yudas berharap niat
jahatnya tidak diketahui Yesus.
2.
Yudas merupakan pribadi yang pengecut:
Yudas menggunakan sesuatu yang tersamar
karena sesungguhnya ia takut kepada Yesus dan murid-murid yang lain, sehingga
dengan tanda yang nampak terlihat baik, Yudas menghindari adanya konflik
dirinya dan murid yang lain.
3.
Yudas dan Para Tua-tua Yahudi mengingkari
kebenaran.
Yudas sesungguhnya tahu kebenaran Yesus
yang adalah Tuhan, tapi desakan keinginannya akan kemewahan mengakibatkan Yudas
rela “menjual”Yesus. Para tua-tua Yahudi Tahu tentang kebenaran Yesus adalah
Mesias, tetapi demi popularitas mereka di masyarakat mereka rela menutup mata
hati mereka dan berusaha membunuh Yesus. Hal ini terbukti mereka menggunakan
orang-orang lain untuk menangkap Yesus, orang-orang yang tidak mengenal Yesus
(itu sebabnya Yudas memberi tanda, karena pasukan yang diutus adalah orang
yang tidak mengenal Yesus, pasukan Romawi). Hal ini dilakukan supaya identitas
pelaku kejahatan tidak diketahui.
Lalu,
apakah yang kita dapat pelajari dari kisah ini?:
1. Sesuatu
yang jahat sering dikemas dengan sesuatu yang manis, itu berarti bahwa kita
tidak boleh melihat sesuatu dari luarnya saja, berhati-hatilah sebab perilaku
yang manis terkadang mengandung niat yang buruk.
2. Menghindari
konflik terkadang tidak berarti menunjukkan sikap yang pendamai, tetapi lebih
disebabkan karena ingin menutupi kesalahan atau kejahatannya. Itu sebabnya
hingga kini banyak sekali kasus kejahatan yang tertutup karena menghindari
terjadinya potensi konflik, atas nama kepentingan bersama, kejahatan ditutupi.
3. Demi
kepentingan akan kemewahan, popularitas dan jabatan, seseorang terkadang
melakukan manipulasi tindakan, nampak melakukan kebaikan, tetapi sesungguhnya
menyimpan rencana jahat, berbagai cara dilakukan untuk mencapai tujuan, bahkan
dengan menjual Tuhannya sekalipun, dengan mengorbankan kebenaran dalam hatinya
sekalipun.
Saudara yang dikasihi Yesus
Kristus, marilah kita menunjukkan sikap hidup yang berpadanan dengan injil
Kristus, jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak, jangan memanipulasi
tindakan, perilaku hendaknya sesuai dengan hati dan janganlah korbankan iman
demi kekayaan dan popularitas yang semu adanya. Amin Tuhan Yesus memberkati.
Comments
Post a Comment