SUDUT PANDANG YANG KELIRU
HANA DAN SEMANGKUK BAKMI
Suatu ketika disebuah rumah yang sederhana, seorang gadis, Hana demikian nama gadis itu bertengkar dengan ibunya, karena begitu marah terhadap ibunya, maka hana pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa-apa. di tengah perjalanan barulah ia menyadari bahwa ia tidak memiliki apa-apa, uang pun ia tidak membawa.
Perlahan dia menyusuri jalan yang mulai gelap dan dingin, saat itu ia melewati sebuah warung yang menjual bakmi, seolah tersadar, ia merasakan bahwa perutnya lapar dan sekonyong-konyong ia menyadari bahwa ia tidak memiliki uang. mencium aroma bakmi yang menggugah selera, Hana memandangi tukang bakmi yang sedang bekerja, tapi ia bingung karena ia tidak memiliki uang.
Pemilik warung memandangnya dengan wajah penuh tanda tanya, akhirnya pemilik warung bertanya:"Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?" "emm ya..ehh tidak, aku tidak memiliki uang" begitu jawab Hana. Pemilik warung kemudian berkata:"Masuklah, hari ini aku akan mentraktirmu untuk semangkuk bakmi". Setelah Hana masuk, tidak lama kemudian pemilik warung membawakan semangkuk bakmi, segera Han menikmati bakmi yang dihidangkan. disaat Hana menikmati bakmi tersebut, Hana pun meneteskan air mata, hal ini membuat pemilik warung heran dan bertanya: "Nona, mengapakah engkau menangis?"...tidak apa-apa tuan, aku terharu dengan kebaikan tuan, tuan tidak mengenalku tapi tuan mau berbaik hati padaku, tidak seperti ibuku, setelah bertengkar denganku dia mengusirku dari rumah".
Mendengar kisah gadis itu pemilik warung menghela nafas panjang dan kemudian berkata kepada gadis itu:"Nona mengapa kau berpikir seperti itu, aku hanya memberimu semangkuk bakmi, tetapi selama bertahun-tahun ibumu memasak bakmi dan makanan lain untukmu. hanya semangkuk bakmi engkau berterima kasih padaku, kenapa untuk begitu banyak kebaikan ibumu tidak kau ucapkan terima kasih"?.
Hana terdiam, terpana mendengar apa yang dikatakan pemilik warung, dia terkejut: "mengapa aku tidak berpikir seperti pemilik warung ini", dia terlalu egois, memikirkan segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Akhirnya setelah makan, hana bergegas pulang, ia ingin segera meminta maaf kepada ibunya.
Setibanya di rumah, hana melihat ibunya sudah menunggunya di depan pintu: "Hana kau sudah pulang nak? cepatlah masuk, bersihkan dirimu dan makanlah, ibu sudah memasak untukmu". seketika hana memeluk ibunya, menangis haru, ternyata begitu besar kasih ibu padanya.
Pesan Moral:
Janganlah kita menjadi pribadi yang egois, yang hanya memikirkan tentang diri sendiri dan tidak mau melihat dari sudut pandang orang lain.
Berpikirlah positif, janganlah lupakan banyaknya kebaikan orang lain karena kesalahan yang terjadi. belajarlah untuk mengingat kebaikan orang dan melupakan kesalahannya.
Comments
Post a Comment