FILOSOFI HEDGEHOG
FILOSOFI HEDGEHOG
Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti
Krisstus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah (Roma 15:7)
Ketika seseorang memiliki
kelebihan, ia akan mudah diterima dimanapun, kelebihan harta, kelebihan secara
fisik dan kelebihan yang lainnya. Tetapi buat orang yang memiliki banyak
kekurangan, maka sulit diterima oleh orang lain. Demikianlah kebanyakan yang
terjadi dalam hidup manusia, mau menerima kelebihan tetapi tidak mau meneria
kekurangan, bahkan antara suami isteri pun sering terjadi demikian, tetapi
Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menerima orang lain dengan segala kekurangannya
sama seperti Kristus menerima kita dengan segala kekurangan kita. Ada sebuah
cerita yang berhubungan dengan hal tersebut.
Hari itu, adalah musim salju yang
paling ekstrim di Kanada. Banyak binatang yang mati akibat rasa dingin yang
teramat sangat.
Di suatu daerah, tinggal
sekelompok Hedgehog (sejenis landak). Mereka memutuskan untuk tinggal secara
berkelompok di dalam sebuah gua, agar tetap hangat. Mereka mendekatkan diri
satu sama lain. Namun ketika mulai berdekatan, duri-duri mereka melukai
teman-teman terdekat mereka.
Setelah beberapa saat, mereka pun
memutuskan untuk menjaga jarak satu sama lainnya. Akibatnya, mereka mulai
merasakan dingin yang membeku, dan akhirnya terancam mati. Jadi mereka harus
memutuskan: menerima duri-duri temannya, atau mati!
Secara bijaksana, mereka
memutuskan untuk kembali bersatu. Mereka pun belajar untuk hidup dengan
luka-luka kecil akibat jarak yang sangat dekat dengan sahabat-sahabatnya supaya
dapat merasakan kehangatan. Cara inilah yang membuat mereka akhirnya selamat
dan bisa bertahan hidup.
Pesan cerita ini:
Hubungan yang terbaik dalam hidup
ini bukanlah hubungan yang membawa orang-orang yang sempurna dalam kelompok.
Tetapi ketika semua individu belajar hidup dengan ketidaksempurnaan orang lain,
serta mampu “mengapresiasi” semua kehangatan yang diberikan oleh teman-temannya.
Terkadang orang mau menerima
kehangatan orang lain, tetapi tidak mau menerima konsekuensi kedekatan tersebut
yaitu bisa saling menyakiti.
Hal inilah yang membuat hidup
kita menjadi lebih “hidup” (bermakna) & “mampu bertahan” dalam situasi atau
lingkungan yang ekstrim sekalipun.
Comments
Post a Comment